5 Cara Membangun Pondasi Tahan Gempa Berkualitas Tinggi
Pembangunan pondasi sebuah bangunan merupakan satu kesatuan daripada beberapa proses yang rumit. Membutuhkan bahan-bahan berkualitas seperti semen, mutu baja tulangan, pasir, batu bata, dan lain sebagainya yang sesuai dengan peruntukan bangunan tersebut.
Di beberapa daerah terdapat daerah yang rawan gempa, oleh sebab itu para kontraktor bangunan perlu mengantisipasi hal tersebut dengan cara membangun pondasi bangunan anti gempa. Bagaimana caranya? Perhatikan hal-hal berikut ini.
1. Membangun Pondasi Tahan Gempa di Tanah Keras
Agar suatu bangunan tetap stabil dan kuat, pondasi harus dibangun di atas tanah yang kokoh. Hal ini dikarenakan fungsi utama dari pondasi adalah untuk menyalurkan beban bangunan ke tanah di sekitarnya, sehingga bangunan tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Jika tanah di sekitar lokasi pembangunan dianggap kurang keras dan kurang stabil, maka perlu dilakukan perkuatan tanah terlebih dahulu untuk memperkuat lapisan tanah. Setelah menggali tanah untuk konstruksi, diamkan tanah selama beberapa hari dan kemudian sirami dan padatkan dengan tangan untuk menstabilkan tanah. Jika itu tidak cukup, tambahkan lapisan batu pasir lagi ke dasar pondasi dan padatkan dengan mesin press.
2. Tanam Pondasi tahan gempa cukup dalam
Pada umumnya pondasi tahan gempa menggunakan sistem pondasi batu menerus yang dapat menghubungkan pondasi dengan atap. Untuk membangun rumah satu lantai yang lebih kuat lagi, letakkan pondasi batu kali setidaknya 5 cm di atas tanah. Untuk rumah berlantai dua, letakkan pondasi minimal 60 cm di atas tanah agar lebih kokoh. Untuk menjamin keawetan, Anda juga dapat menambahkan pondasi atau pondasi lubang pada lokasi pondasi tertentu.
3. Pondasi tahan gempa dibuat menerus tanpa putus
Kunci rumah tahan gempa, khususnya pondasi tahan gempa, harus dibuat terus menerus tanpa putus. Jangan hanya menghemat uang, Anda mengurangi bahan dasar dan tidak melakukannya secara terus menerus, oke? Ini benar-benar akan membuat rumah Anda kurang tahan gempa dan akan berdampak negatif pada bangunan saat terjadi gempa. Dampak buruknya bisa sangat berbahaya karena selain membuat dinding gedung retak, juga bisa menyebabkan gedung runtuh.
4. Beam bracing untuk pondasi seismik
Jika pondasi batu telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat balok pondasi dengan atap beton atau seng. Fungsi utama atap seng bergelombang adalah untuk meratakan beban bangunan pada seluruh badan pondasi. Penggunaan sloof tidak hanya berlaku untuk pondasi menerus, tetapi juga untuk pondasi lokal. Pada pondasi batu kali, pastikan bahwa sloth tetap kokoh pada platform dengan menempelkan tubuh sloth ke tulangan sepanjang setengah meter. Tie beam pondasi akan memperkuat batuan dasar sungai sehingga menjadi pondasi tahan gempa yang sangat kuat.
5. Ikat pondasi, atap, dan kolom menjadi satu
Langkah terakhir dalam membuat pondasi tahan gempa adalah mengikat semua bagian pondasi, atap, dan kolom menjadi satu. Pastikan semua bagian terpasang dengan baik dan menyatu dengan baik, terutama pada bagian besi. Langkah ini sangat penting karena jika semua bagian direkatkan dan disatukan dengan benar, saat terjadi gempa, getarannya bisa merata. Getaran seismik akan terdistribusi dengan baik ke seluruh bangunan dan elemen bangunan lainnya dan bangunan tidak akan runtuh.
Selain proses di atas kualitas bahan bangunan seperti plafon, pondasi bangunan, dan tanah juga harus diperhatikan untuk menghasilkan hasil yang maksimal.
Tidak ada komentar: